Pengurangan Resiko Kebakaran Hutan dan Lahan Melalui Pemetaan HGU dan Pengendalian Pertanahan (Studi Kasus Provinsi Riau)

  • Westi Utami
  • Arga Yugan Ndaru
  • Anggi Widyastuti
  • I Made Alit Swardiana
Keywords: Kebakaran hutan dan lahan, Peta tingkat kerawanan bencana, pertanahan

Abstract

Abstract:  Oil palm plantation expansion through inappropriate land clearing usually trigger forest fire and peat land fire in Riau Province. The purpose of this paper is to find the method to reduce disaster risk through preventive activities, conducted by mapping the distribution of Cultivation Right, and was overlaid with the map of disaster risk and agrarian control through location permit and control of spatial planning. The method used to produce disaster-prone area map was quantitative scoring and weighting, using Composite Mapping Analysis (CMA) method based on the relationship between factors with the percentage of fire spot (hotspot). The results show that from the distribution of cultivation right based on the level of vulnerability in Riau Province, there are 45 location of cultivation right lies along very high-risk area of forest fire with the total area of 95.260,7 hectares (10,4%); most of the area, counted for 70,4% with the area of 647.140,3 hectares covering 143 Cultivation Right location, located on the vulnerable area of forest fire; while 19,2% of the total cultivation right area are in less vulnerable area, spreading over 25 Cultivation Right location. 

Intisari: Ekspansi perkebunan sawit melalui land clearing yang tidak tepat seringkali memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut di Provinsi Riau.  Pengurangan resiko bencana melalui kegiatan preventif yaitu penyusunan peta sebaran HGU dioverlaykan dengan peta tingkat kerawanan bencana serta pengendalian pertanahan melalui ijin lokasi dan pengendalian melalui RTRW merupakan tujuan dari tulisan ini. Metode yang digunakan untuk menyusun peta kerawanan bencana adalah scoring dan pembobotan dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode Composite Mapping Analysis (CMA) berdasarkan hubungan setiap faktor terhadap persentase titik api (hotspot). Hasil analisis menunjukkan bahwa dari sebaran HGU berdasarkan tingkat kerawanan di Provinsi Riau sebanyak 45 lokasi HGU berada pada daerah sangat rawan bencana kebakaran dengan total luasan 95.260,7 ha (10,4%);  sebagian besar yaitu 70,4%  dengan luasan 647.160,3 ha dengan sebaran sebanyak 143 HGU berada pada kawasan ancaman rawan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan; sementara 19,2% dari total luasan HGU berada pada kategori kurang rawan yang tersebar pada 25 HGU. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

AID Environtment, 2003, Fact-sheet Palm Oil Pro-duction in Southeast Asia.www.aidenvirontment.org/fact-sheet.
Barlow, Colin: Zen, Zahari: Gondowarsito, Ria. 2003.“The Indonesia Oil Palm Industry”. Oil Palm Economic Industry Journal, Vol 3 No.1.
Boonyanuphap Jarunto, Suratmo Gunawan, Jaya SI Nengah, Amhar Fahami, 2001, “GIS BasedMethod in Developing Wildfire Risk Model”, Jurnal Manajemen Hutan Tropika,Vol. VII No.2: 33 – 45.
Calkin E David, Thompson P Matthew, Finney AMark, 2015, “Negative Consequences of Positive Feedbacks in US Wildfire Management”,Journal Forest Ecosystem, 2-10.
Castaneda, Laura Silva, 2011, “Certification Dispositifs and Land Conflicts; The Case ofThe Roundtable on Sustainable Palm Oil(RSPO)”, artikel dalam Internasional Conference and Global Land Grabbing 6-8 April 2011.Land Deals Politics Initiative (LDPI). Journal of Peasant University of Sussex.
Charles Palmer1 and Stefanie Engel. For better orfor worse? Local impacts of the decentralization of Indonesia’s forest sector.
Christin Zachary L., Kenneth J. Bagstad, MichaelA. Verdone, 2016, “A Decision Framework forIdentifying Models fo Estimate Forest Ecosys-tem Services Gains From Restoration”, Journal of Forest Ecosystem, 2 - 12.
IFCA (Indonesia Forest Climate Alliance), 2007, Reducing emissions from deforestation and forest degradation in Indonesia, Indonesia Forest Climate Alliance, Jakarta.
Davis, K. P, 1959, Forest Fire Control and Use,McGraw Hill Book Company. Inc. New York.
Hunt, Colin, 2010, “The Costs of Reducing Deforestation in Indonesia”, Bulletin of Indonesian Economic Studies, Routledge.
Khairul Anwar, 2011, “Sinergi Dan Strategi Kebijakan Lintas Kementerian: Kasus Kelapa Sawit K2-I di Riau”, Jurnal Kebijaan Publik, Vol11 Tahun 2011, https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JKP/article/view/892.
Khairul Anwar, 2011, “Perubahan Politik Lokal Di Riau: Kasus Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit 1999-2009”, Jurnal Demokrasi dan Otonomi Daerah, Vol 9 tahun 2011.Paul K. Gellert, 1998, A Brief History and Analysis of Indonesia Forest Fire Crisis, Southeast Asia Program Publications at Comell University,www.jstore.org/stable/3351404.
Napitupulu, Sondang M., dan Mudiantoro, Bagus, Pengelolaan Sumber Daya Air Pada Lahan Gambut Yang Berkelanjutan Pusat Studi Infrasruktur, Jalan Danau Jempang Blok B IIINo 81, Jakarta Pusat, Indonesia.
Wade, Gabrielle, 2008, “Reducing Deforestation Important to Cutting Carbon Emissions”,Mediaglobal, 28 September, at: http://www.mediaglobal.org/article/2008-09-28/reducingdeforestation-important-to-cutting-carbon-emissions.
VCS Version 3, “CCB Standards Third Edition Proyek Restorasi dan Konservasi Hutan Lahan Gambut Katingan”, Annual Civil Engineering Seminar 2015, Pekanbaru.
Zen, Z., Barlow C. and Gondowarsito, R., 2005, Oil palm in Indonesian socio-economic improvement: a review of options, Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University, at:http://rspas.anu.edu.au/economics/publish/papers/wp2005/wp-econ-2005-11.pdf.
Zachary L. Christin1, Kenneth J. Bagstad, MichaelA. Verdone, A Decision Framework for Identi-fying Models to Estimate Forest Ecosystem Ser-vices Gains from Restoration, Forest Ecosystem,(http://creativecommons.org/licenses/by/4.0).
Laporan dan Modul Teknis Pemutakhiran Peta Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Sumatra Selatan Tahun 2015. ISBN:978-602-741-644-4.
https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/mengapa-kebakaran-lahan-gambut-sulit-dipadamkandiakses pada 9 Oktober 2016 (20:00).
http://www.cifor.org/ipn-toolbox/tema-c/ diaksespada 9 Oktober 2016 (20:00).
https://jurnalbumi.com/lahan-gambut/ diaksespada 8 Oktober 2016 (20:00).
http://www.mongabay.co.id/2016/08/26/bentang-lahan-gambut-kebakaran-dan-sejarah-tata-kelolanya-di-indonesia/ diakses pada 8 Oktober 2016 (20:00).

Peraturan-Peraturan:
Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan danHak Pakai Atas Tanah.
Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2015 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer danLahan Gambut.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 15 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelepasan atau Pembatalan Hak Guna Usaha atau Hak Pakai Pada Lahan yang Terbakar.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.
CROSSMARK
Published
2018-08-19
DIMENSIONS
How to Cite
Utami, W., Ndaru, A. Y., Widyastuti, A., & Swardiana, I. M. A. (2018). Pengurangan Resiko Kebakaran Hutan dan Lahan Melalui Pemetaan HGU dan Pengendalian Pertanahan (Studi Kasus Provinsi Riau). BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 3(2), 232–245. https://doi.org/10.31292/jb.v3i2.127

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>