Hubungan antara Pengendalian Lahan Pertanian dan Penyediaan Tanah untuk Perumahan di Yogyakarta
Abstract
The increasing number of agricultural land conversion becomes residentials in Yogyakarta become the indicator of ineffectiveness on agricultural land use control. The objectives of this research are (1) modeling the existence of agricultural land use control, (2) modeling the process of residential land occupation, and (3) the agricultural land use control associated with the process of land occupation for residentials. The locus of this research is residential, with an area of at least 2 (two) Ha in the Yogyakarta Urban Area. The overlaying method was used to identify the land-use change and the qualitative inductive as a method in this research used to record the process of agricultural land use control and the process of residential land occupation. The results show that (1) the agricultural land-use control instrument model refers to the local spatial land use planning, (2) there are five stages on the process of land occupation carried out by developers, and (3) each of agricultural land use control instruments is related to the process of land occupation. Based on the three mentioned conditions, it can be concluded that there is no enthusiasm for controlling agricultural land at the regional level, and commitment is needed between the government and all stakeholders to realize agricultural land use control as mandated in the regulations.
Keywords: agricultural land use control, land occupation, residential
Intisari: Peningkatan angka konversi lahan pertanian menjadi perumahan di Yogyakarta adalah salah satu indikator tidak efektifnya pengendalian lahan pertanian pangan. Tujuan penelitian ini adalah (1) pemodelan pengendalian lahan pertanian yang selama ini terjadi, (2) pemodelan penyediaan tanah untuk perumahan-perumahan yang dilakukan oleh pengembang, dan (3) keterkaitan antara pengendalian lahan pertanian dengan keberadaan perumahan-perumahan. Lokus penelitian ini adalah perumahan-perumahan dengan luasan minimal 2 (dua) Ha yang berada di dalam zona Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah overlay peta penggunaan tanah untuk mendapatkan pola perubahan guna lahan dan induktif kualitatif untuk mendapatkan alur pengendalian lahan pertanian dan penyediaan tanah perumahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) model instrumen pengendalian lahan mengacu pada dokumen rencana tata ruang wilayah setempat; (2) terdapat lima tahapan dalam penyediaan tanah yang dilakukan oleh para pengembang perumahan; dan (3) masing-masing instrumen pengendalian memiliki keterkaitan dengan alur penyediaan tanah yang terjadi. Dari ketiga kondisi tersebut disimpulkan bahwa tidak ada semangat pengendalian lahan pertanian di tingkat daerah dan dibutuhkan komitmen antara pemerintah dan seluruh stakeholder untuk mewujudkan pengendalian lahan pertanian pangan sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang.
Kata kunci: pengendalian lahan pertanian, penyediaan tanah, perumahan
Downloads
References
Bulkis, Sitti 2012, Ketahanan Pangan Rumahtangga Perdesaan, Arus Timur, Makasar.
Cullingworth, B & Caves, R.W. 2003, Planning in the USA: Policies, issues, and processes, Routledge, London.
Dewi, Affi K 2013, ‘Proses Penetapan Ganti Rugi Pengadaan Tanah Kasus Saluran Pengelak Banjir Kali Putih Kecamatan Salam Kabupaten Magelang’, Tesis pada Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Universitas Gadjah Mada.
Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 2006, Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian, Bappenas, Jakarta.
Durkin, John J dan Robinson, Thomas P 1980, 'Agricultural Land Preservation: Washington's Approach,' Gonzaga Law Review, vol. 15, hlm. 765-795.
Ginting, Ernawati 2010, ‘Implementabilitas Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Aglomerasi Perkotaan Kabupaten Sleman Pada Penggunaan Lahan Pertanian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya’, Tesis pada Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Universitas Gadjah Mada.
Haldrup, Niels O 2015, 'Agreement based land consolidation - In perspective of new modes of governance,' Land Use Policy, vol. 46, no. 14, hlm. 163-177.
Irawan, Bambang 2008, ‘Meningkatkan Efektifitas Kebijakan Konversi Lahan’, Forum Penelitian Agro Ekonomi, vol. 26, no. 2, hlm. 116-131.
Isa, Iwan 2006, ‘Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian (Strategy to Control Agricultural Land Conversion)’, Seminar Multifungsi Pertanian (Multifunctionality of Agriculture), Bogor, dilihat pada 13 Maret 2015, balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosiding/mflp2006/iwan.pdf.
Keeping, Miles dan Shiers, David E 2004, Sustainable Property Development: A guide to real estate and the environment, Blackwell Science Ltd, United Kingdom.
Larsson, Gerhard 2006, Spatial Planning Systems in Western Europe, IOS Press, Netherlands.
Lipsey, Richard G dan Courant, Paul N 1996, Economics (Eleventh ed.), Harper Collins College Publishers, New York.
Listyawati, Hery 2010, ‘Kegagalan Pengendalian Alih Fungsi Tanah dalam Perspektif Penatagunaan Tanah di Indonesia’, Mimbar Hukum, vol. 22, no. 1, hlm. 37-57.
Miles, M, Malizia, E, Weiss, M, Berens, G, dan Travis, G 1991, Real Estate Development: Principles and Process, ULI-Urban Land Institue, Washington D.C.
Moleong, Lexy J 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya, Bandung.
MPKD UGM, Depdagri, dan GTZ-GLZ 2007, Laporan Akhir Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Pinggiran Kota Yogyakarta, MPKD UGM, Yogyakarta.
Muryono, S, Bimasena, AN, Dewi, AR 2018, ‘Optimalisasi Pemanfaatan Neraca Penatagunaan Tanah Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Di Daerah Istimewa Yogyakarta’, BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, vol. 4, no. 2, hlm. 224-248.
Nelson, A, Duncan, J, Mullen, C, dan Bishop, K 1995, Growth Management Principles and Practices, Planners Press APA, Washington.
Peca, Stephen P 2009, Real Estate Development and Investment, John Wiley & Sons, Inc, New Jersey, USA.
Pollock, Peter 2008, Urban Growth Management Strategies, Rocky Mountain Land Use Institute, USA.
Prabowo, Rossi 2010, ‘Kebijakan Pemerintah Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Di Indoensia’, Mediagro Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, vol. 6, no. 2, hlm. 62-73.
Ritohardoyo, Su 2003, ‘Perkembangan Perumahan Dan Konversi Lahan’, Seminar Nasional Geografi Perdesaan: Peluang Dan Tantangan Pembangunan Indonesia, hlm. III-6-1, Jurusan Perencanaan Pengembangan WIlayah Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.
Shohibuddin, Mohamad 2019, ‘Memahami Dan Menanggulangi Persoalan Ketimpangan Agraria (2)’, BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, vol. 5, no. 2, hlm. 136-149.
Sodikin, Amat 2002, ‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Lahan Sawah Ke Non Pertanian di Kota Batang’, Tesis pada Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Universitas Gadjah Mada.
Stein, Jay M 1993, Growth Management: The Planning Challenge of the 1990s, Sage Publication, London.
Sudirman, Senthot 2016, ‘Computer Assited Mapping (CAM) Potensi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Guna Mendukung Perlindungannya’, BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, vol. 2, no. 1, hlm. 65-83.
Widaningsih, Purwati 2008, ‘Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Perumahan Studi Kasus di Desa Donoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman’, Tesis pada Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Universitas Gadjah Mada.
Widiyantoro, Susilo 2017, ‘Pengendalian Lahan Pertanian Pada Proses Penyediaan Lahan Perumahan Skala Besar Di Kawasan Perkotaan Yogyakarta’, Tesis pada Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Universitas Gadjah Mada.
Widodo, Teguh 2003, ‘Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Purbalingga’, Tesis pada Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Universitas Gadjah Mada.
Winarso, Bambang 2012, ‘Dinamika Pola Penguasaan Lahan Sawah di Wilayah Pedesaan di Indonesia’, Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, vol. 12, no. 3, hlm. 137-149.
Yin, Robert K 2011, Studi Kasus: Desain dan Metode, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Yuwono, Triwibowo 2011, ‘Membangun Kedaulatan Pangan, Membangun Kedaulatan Bangsa’, dalam Yuwono, Triwibowo (ed.), Pembangunan Pertanian: Membangun Kedaulatan Pangan, hlm. 3-7, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.