Pola Adaptasi Ekologi Budaya Tiga Komunitas di Jambi
Abstract
Abstract: Pattern of cultural ecological adaptation of the three group of society in Jambi is considered diverse. The background of this study is the occurrence of traditional cultifation practice, known as shifting cultivation, in Jambi. The first purpose of this study is to analyze pattern of adaptation of Talang Mamak, Malay and Javanese community by the existence of industrial economy of rubber plantation. Secondly, this study aims to analyze economic stability in livelihood system of the three community groups. This research use qualitative and quantitative methods. Data collection technique use in-depth interview, observation and survey of livelihood system. The results show that adaptation of cultural ecology of Talang Mamak and Java , even though based on forest ecosystem, but Talang Mamak shows the pattern of hunting and gathering. On the other hand, migrants from Java worked in the forest as loggers. The differences of adaptation method from each community show the process to achieve different stability of livelihood. Livelihood stability of Malay migrants is better than the other two, shown by incomes and degree of resilience that considered as better than the other groups. This condition caused by the adaptability of the households to the environment is higher, specifically on the range of available jobs
Abstrak: Pola adaptasi ekologi budaya ketiga komunitas menunjukkan keragaman dalam proses pencarian penghidupan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya budidaya tanam pertanian tradisional atau pertanian ladang berpindah. Tujuan penelitian ini adalah Pertama, untuk menganalisis pola adaptasi komunitas Talang Mamak, komunitas Melayu dan Pendatang Jawa terhadap sistem ekonomi industrial perkebunan karet. Kedua, Untuk menganalisis tentang stabilitas ekonomi dalam sistem mata pencaharian tiga komunitas. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara mendalam, observasi dan survey tentang sistem penghidupan tiga komunitas. Hasilnya menunjukkan bahwa adaptasi ekologi budaya dari Talang Mamak dan Pendatang Jawa sekalipun berbasis pada ekosistem hutan, namun Talang Mamak menunjukkan cara bernafkah hunting and gathering. Di lain pihak, Pendatang Jawa bekerja di hutan sebagai pembalak kayu. Perbedaan cara beradapatasi dari tiap kelompok masyarakat menunjukkan proses menuju kestabilan nafkah yang berbeda. Stabilitas ekonomi rumahtangga Pendatang Melayu dilihat dari struktur pendapatan dan tingkat kelentingannya jauh lebih baik dibandingkan dua kelompok masyarakat yang lain. Hal ini karena daya adaptasi rumah tangga tersebut terhadap lingkungan lebih tinggi terutama dalam ragam pekerjaan yang lebih banyak.
Downloads
References
Chambers R, Gordon C, 1991, Suistainable Rural Livelihoods: Practical Concepts for the “21” Century, IDS Discussion Paer 296, Desember 1991(Internet), (Diunduh tanggal14 April 2016).
Cote M, Nightingale AJ, 2012, Resilience Thinking Meets Social Theory: Situating Social Changein Socio-Ecological System (SES) Research.Progress in Human Gheography. 36(4):475-489. (Internet), (Dikutip 24 April 2014).Tersedia di: sagepub.co.uk/journalsPermissions.nav.
Creswell W.J. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta(ID): Pustaka Pelajar.
Dharmawan, AH., Putri E.I.K., Mardianingsih D.I.,Tarigan, H., Thirtawati, 2014, Mekanisme Adaptasi dan Resiliensi Masyarakat Petani terhadap Variabilitas Iklim: Studi Kasus Masyarakat Tani di Jawa Barat dan Sumatera Selatan,Bogor (ID): Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan LPPM, IPB.
Dharmawan, AH, 2007, Sistem Penghidupan danNafkah Pedesaan: Pandangan Sosiologi Nafkah (Livelihood Strategies) Madzhab Barat dan Madzhab Bogor. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor, Vol. 01(2). (Internet) (Diunduh 2016 Nov 16); Tersedia pada:http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi2-1.pdf.
Ellis F, 2000, Rural Livelihood and Diversity in Developing Countries Vurnerability, London (ER):Oxford University Pr.
Forlizzi, J, 2015, The Product Ecology: Understanding Social Product Use and Supporting Design,Internasional Journal of Design. 2(1):11-20.(Internet):(Diunduh pada 2016);Tersedia pada:www.ijdesign.org.
Geertz C, 1983, Involusi Pertanian: Proses Perubahan Ekologi Di Indonesia. Jakarta (ID): YOI kerjasama IPB.
Gilung, 2012, Kesaksian Gilung Talang Mamak Kepada Mahkamah Konstitusi, (Internet):(Diunduh pada 2016 April 12);Tersedia pada:www.aman.or.id/wp/Resume-Kesaksian-Gilung-Talang-Mamak.pdf.
Green J. 2009, Engels, A Revolutionary Life. Arthery Publication.
Head, Laseley, 2009, Cultural Ecology: Emerging Human-Plant Geographies. Journal of Progressin Human Geography. 33(2):236-245,(Internet): (Diunduh pada 2017 Nov 17);tersedia pada DOI:10.1177/0309132508094075.
Helida A, Zuhud EAM, Purwanto Y, Hikmat A, 2015,The Ethnography of Kerinci, Journal of Indonesia Society and Culture. 7(2): 283-296.(Internet): (Diunduh pada 2016 Nov15);Tersedia pada:DOI:10.15294/komuni-tas.v7i2.4837.
Koentjaraningrat, 1984, Masyarakat Desa di Indonesia. Jakarta (ID): Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kurniawan, I, 2012, Agro-Ekosistem Desa Pemayungan, Jambi (ID): Frankfurt Zoological Society.
Mulyoutami E, Noordwijk MV, Sakuntaladewi N, Fahmuddin A, 2010, Perubahan Pola Perladangan: Pergeseran Persepsi mengenai Para Peladang di Indonesia. Bogor(ID): World Agroforestry Centre, ICRAF Southeast Asia Regional Office.
Permana, G, 2016, Suku Talang Malak Dulu dan Sekarang, Republika, 24 Juni 2016.
Priharyono, 2012, Adaptasi Penghidupan Masyarakat Kalimantan Barat, Jakarta(ID): Gramedia Pustaka.
Ruthernberg H, 1971, Farming System in The Tropics. Amerika Serikat(US): Clarendon-Oxford.
Schaniel CW 2001, European technology and the newzealand Maori economy: 1769-1840. The Social Scien Journal.38(1):137-146, (Internet):(Diunduh pada 2016 Nov 7);Tersedia di:PII:S0362-3319(00)00118-X.
Singarimbun M, Effendi S. Metode Penelitian Survai.Jakarta (ID): Pustaka LP3ES Indonesia, anggota IKAPI
Steward HJ,1955, Theory of Culture Change.London(US): Univ of Illinois Pr.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 69 ayat 1 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH). [Internet]: [Diunduh pada 2016 Nov 14]; Tersedia pada :http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5346723a54c57.
Utomo K, 1975, Masyarakat Transmigran Spontan di Daerah Wai Sekampung (Lampung), Yogyakarta(ID): UGM Pr.
Van NM, Suyamto DA, Lusiana B, Ekadinata A, Hai-riah K, 2008, Facilitating agroforestation of land scapes for sustainable benefits: tradeoffs between carbon stocks and local development benefits in Indonesia according to the FALLOW model. Agriculture Ecos and Enviro. 126(1): 98-112.
Widiyanto, 2009, Strategi Nafkah Rumah tangga Petani Tembakau di Lereng Gunung Sumbing.(Tesis), Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.