Conflict of Palm Oil Companies with Indigenous People and Forest Surrounding Society

  • Wieke Herningtyas Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang

Abstract

Abstract: Oil palm was one of profitable industrial crops. Oil palm high demand in industries encouraged new plantation field opening as oil palm plantation by means of forest conversion method. From land acquisition to oil palm plantation management, tenurial conflict often occurs. This article aimed to map some existing researches concerning conflict of palm oil companies with indigenous and surrounding forest community in Indonesia. This article uses systematic review method by using conflict-related keywords as assisting tool in filtering the data in order to acquire matching articles. Conflict of palm oil companies with indigenous people and surrounding forest community was distributed into four types. Type 1 was the conflict related to land acquisition and HGU permit. Type 2 was the conflict related to plasma plantation development and land compensation which would be used for plasma plantation. Type 3 was the conflict related to Broken Promises and Unfulfilled CSR Commitment. Type 4 was the conflict which occurred during plasma plantation management by cooperatives and companies for oil palm production (TBS and CPO).

Keywords: conflict, plantation, palm oil, indigenous people, people surrounding society

 

Intisari : Kelapa sawit merupakan salah satu produk tanaman industri yang menguntungkan. Tingginya permintaan kelapa sawit oleh pasar industri mendorong pembukaan lahan perkebunan baru untuk perkebunan kelapa sawit melalui konversi hutan. Konversi lahan sering terjadi konflik tenurial. Artikel ini bertujuan untuk memetakan penelitian-penelitian terdahulu mengenai konflik antara perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan masyarakat adat/masyarakat sekitar hutan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sistematik review dengan menggunakan kata kunci sebagai alat bantu dalam proses penyaringan untuk mendapatkan artikel yang sesuai. Konflik antara perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan masyarakat adat/masyarakat sekitar hutan dibagi menjadi empat tipe. Tipe 1 adalah konflik terkait akuisisi lahan dan perizinan HGU. Tipe 2 adalah konflik yang terjadi terkait pengembangan perkebunan plasma dan ganti rugi lahan yang akan digunakan untuk perkebunan plasma. Tipe 3 adalah konflik yang terjadi terkait janji yang tidak ditepati dan komitmen dari CSR yang tidak dipenuhi. Tipe 4 adalah konflik yang terjadi dalam pengelolaan kebun plasma oleh koperasi dan perusahaan untuk menghasilkan kelapa sawit (TBS dan CPO).

Kata Kunci: kelapa sawit, konflik, masyarakat adat, masyarakat sekitar hutan perkebunan

Downloads

Download data is not yet available.

References

  • Austin, G. K., Schwantes, A., Gu, Y., Kasibhatla, P., S. (2019). What causes deforestation in Indonesia?. Environmental Research Letters, 14(2). https://doi.org/10.1088/1748-9326/aaf6db
  • Erniwati, Ervizal, A. M. Zuhud, Anas, I., Sunkar, A., Santosa, Y. (2017). Independent smallholder oil palm expansion and its impact on deforestation: case study in Kampar District, Riau Province, Indonesia. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 23(3). https://doi.org/10.7226/jtfm.23.3.119
  • European Parliament. (2017). P8_TA(2017)0098 REPORT on palm oil and deforestation of rainforests (2016/2222(INI)) Committee on the Environment, Public Health and Food Safety. https://www.europarl.europa.eu/doceo/document/TA-8-2017-0098_EN.pdf
  • Hidayat, H., Yogaswara, H., Herawati, T., Blazey, P., Wyatt, S., Howitt, R. (2018). Forest, law, and costumary right in Indonesia: implications of a decision of the Indonesian Constitutional Court in 2012. Asia Pacific Viewpoint, 59 (3), 293-308. https://doi.org/10.1111/apv.12207
  • Ikhsanda, Z. (2017). Konflik Masyarakat Lokal Versus Perusahaan Sawit di Desa Bajayau Kecamatan Daha Barat Kabupaten Hulu Sungai Selatan Daha Barat Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Tesis S2). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
  • Khatiwada, D., Palmen, C., Silveira, S. (2021). Evaluating the palm oil demand in Indonesia: production trends, yields, and emerging issues. Biofuels 12(2), 1-13. https://doi.org/10.1080/17597269.2018.1461520
  • Keenan, R. J., Reams, G. A., Achard, F., de Freitas, J. V., Grainger, A., Lindquist, E. (2015). Dynamics of global forest area: results from the FAO global forest resources assessment 2015. Forest Ecology and Management, 352, 9-20. https://doi.org/10.1016/j.foreco.2015.06.014
  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2014). Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2014. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.
  • Kementerian Pertanian. (2018). Statistik Perkebunan Indonesia 2017-2019 Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Jakarta.
  • Kementerian Perdagangan. (2019). Laporan Kinerja Tahun 2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Kementerian Perdagangan, Jakarta.
  • Kitchenham, B. (2004). Procedures for performing systematic reviews. Keele University, Eversleigh, Australia.
  • Lowry, E., Rollinson, E. J., Laybourn, A. J., Scott, T. E., Aiello, M. E., Gray, S. M., Mickley, J., Gurevitch, J. 2013. Biological invasions: a field synopsis, systematic review, and database of the literature. Ecology and Evolution, 3(1), 182-196. https://doi.org/10.1002/ece3.431
  • Lumintang, O. (2012). Konflik Tanah di Arso Papua 1980-2002. Paramita, 22(1), 1-130. https://doi.org/10.15294/paramita.v22i1.1845
  • Margono, B. A., Potapov, P. V., Turubanova, S., Stolle, F., Hansen, M. C. (2014). Primary forest cover loss in Indonesia over 2000–2012. Nature Climate Change, 4, 730–735. https://doi.org/10.1038/nclimate2277
  • Morales-Hidalgo, D., Oswalt, S. N., Somanathan, E. (2015). Status and trends in global primary forest, protected areas, and areas designated for conservation of biodiversity from the global forest resources assessment 2015. Forest Ecology and Management, 352, 68–77. https://doi.org/10.1016/j.foreco.2015.06.011
  • Nanang, M. & Inoue, M. (2000). Local forest management in Indonesia: a contradiction between national forest policy and reality. International Review for Environmental Strategies, 1 (1), 175 – 191.
  • Nurhakim, L. I., Rubiati, B., Afriana, A. (2018). Eksistensi sertifikat hak komunal atas tanah masyarakat hukum adat di sektor kehutanan dan perkebunan. Bina Hukum Lingkungan, 3(1). https://doi.org/10.24970/jbhl.v3n1.6
  • Pacheco, P. (2012). Oil palm in Indonesia linked to trade and investment: implications for forests. Agriculture and rural development learning exchange May 2012. Center for International Forestry Research, Bogor.
  • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2020 tentang hutan hak dan hutan adat. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.
  • Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1996 tentang hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai atas tanah.
  • Prabowo, D., Maryudi, A., Senawi, Imron, M. A. (2017). Conversion of forests into oil palm plantations in West Kalimantan, Indonesia: insights from actors'power and its dynamics. Forest Policy and Economics, 78, 32–39. https://doi.org/10.1016/j.forpol.2017.01.004
  • Putra, A. D., Sayamar, E., Kausar. (2014). Konflik dan resolusi konflik perkebunan (studi kasus konflik perkebunan antara PT. Perkebunan Nusantara V Sei Kencana dengan masyarakat Desa Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar). Jom Faperta, 1 (2).
  • Qodriyatun, S. N. (2015). Pengabaian Negara Atas Hak Hidup Masyarakat Hukum Adat. Info Singkat kesejahteraan Sosial, 7, No. 06/II/P3DI/Maret 2015
  • Rahayu, I. E. (2016). Systematic review terhadap penelitian pranata dan tata kelola hutan di Indonesia (Tesis S2). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
  • Ruhiyat, A., Sunaryanto, H., Widjono, S. (2018). Upaya Desa Air Napal dalam menguasai kembali lahan yang terlibat konflik agraria dengan PT Bio Nusantara Teknologi (studi kasus di desa Air Napal, Kecamatan Bang Haji, Kabupaten Bengkulu Tengah. Jurnal Sosiologi Nusantara, 4(1). https://doi.org/10.33369/jsn.4.1.20-28
  • Sardjono, M.A. (1998). Upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan di Kaltim: analisis krisis implementasi dan perspektif ke depan. Lokakarya Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah. Samarinda 21-22 Oktober 1998.
  • Subarudi, (2014). Kebijakan pengelolaan hutan adat pasca putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012: suatu tinjauan kritis. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 11(3), 207-224. https://doi.org/10.20886/jakk.2014.11.3.207-224
  • Sumardjo, Riyanto, S., Saleh, A., Dahri, Firmansyah, A. (2014). Tipologi konflik berbasis sumber daya pangan di wilayah perkebunan sawit. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 19 (3), 189-196.
  • Surat Edaran Nomor: SE.1/Menhut-II/2013 tentang putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012 tanggal 16 mei 2013. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.
  • Undang Undang No 41 Tahun 1999 tentang kehutanan. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.
  • Wahono, R. S. (2010). A systematic literature review of software defect prediction: research trends, datasets, methods and frameworks. Journal of Software Engineering, 1 (1).
  • CROSSMARK
    Published
    2021-12-12
    DIMENSIONS
    How to Cite
    Herningtyas, W. (2021). Conflict of Palm Oil Companies with Indigenous People and Forest Surrounding Society. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 7(2), 199–209. https://doi.org/10.31292/bhumi.v7i2.504