Tekanan Populasi, Kepadatan Agraris, dan Ketersediaan Lahan pada Komunitas Petani

  • Dwi Wulan Pujiriyani Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
  • Endriatmo Soetarto Institut Pertanian Bogor
  • Dwi Andreas Santosa Institut Pertanian Bogor
  • Ivanovich Agusta Institut Pertanian Bogor
Keywords: Land ownership, agriculture, deagrarianization, community strategy

Abstract

Abstract: Population density is a serious problem for the existence of the peasant community and its agricultural landscape. In this situation, deagrarianization becomes a necessity because the economies scale of farming are becoming smaller and not profitable for peasants. This paper aims to analyze the community's strategy in maintaining its agrarian landscape. Data for this study were obtained through community case study method. Live in strategy is done for 2.5 months to deepen understanding at the community. The results showed that the peasant community was actively defend not to get out from agriculture. Expansion by increasing land ownership and reducing population numbers are the two main strategies. This strategy allows the ratio of agrarian landscape and agrarian density not to make the younger generation lose the opportunity to own agricultural land. Optimism to increase ownership of agricultural land for the younger generation is done by buying agricultural land from those who are not interested in pursuing agriculture.

Keywords: land ownership, agriculture, deagrarianization, community strategy

Intisari: Kepadatan penduduk merupakan masalah serius bagi eksistensi komunitas petani dan bentang agrarianya. Dalam situasi serupa ini, deagrarianisasi menjadi sebuah keniscayaan karena skala ekonomi usaha tani menjadi semakin kecil dan tidak menguntungkan bagi petani. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunitas dalam mempertahankan bentang agrarianya. Data untuk penelitian ini diperoleh melalui metode studi kasus komunitas. Pendalaman di tingkat komunitas dilakukan dengan live in selama 2,5 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas petani secara aktif berstrategi untuk tidak keluar dari pertanian. Ekspansi dengan menambah kepemilikan lahan dan mengurangi jumlah populasi merupakan dua strategi yang utama. Strategi ini memungkinkan rasio bentang agraria dan kepadatan agraris tidak membuat generasi yang lebih muda kehilangan kesempatan untuk memiliki lahan pertanian. Optimisme menambah kepemilikan lahan pertanian bagi generasi yang lebih muda dilakukan dengan cara membeli lahan pertanian dari mereka yang sudah tidak berminat menekuni pertanian.

Kata Kunci: kepemilikan lahan, pertanian, deagrarianisasi, strategi komunitas

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ashari 2003, ‘Tinjauan tentang alih fungsi lahan sawah ke non sawah dan dampaknya di Pulau Jawa’, Forum Penelitian Ekonomi, vol. 21, no. 2, hlm. 83-98.
Bachriadi, D dan Wiradi, G 2011, Enam dekade ketimpangan: masalah penguasaan tanah di Indonesia, Agrarian Resourse Centre, Bina Desa dan Konsorsium Pembaruan Agraria, Bandung.
Berg, BL 2001, Qualitative research methods for social sciences, Allyn and Bacon, United States.
Bryceson, D 2002, ‘Multiplex livelihoods in rural Africa: recasting the terms and conditions of gainful employment’, Journal of Modern African Studies, vol. 40, no. 1, hlm. 1-28. doi: 10.1017/30022278x01003792.
Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2018, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Pati, Kecamatan Sukolilo Dalam Angka 2018, Badan Pusat Statistik, Pati.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2018, Jawa Tengah Dalam Angka, Badan Pusat Statistik, Jawa Tengah.
_____ 2013, Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013 (Pencacahan Lengkap), Badan Pusat Statistik, Jawa Tengah.
Effendi, PML dan Asmara, A 2014, ‘Dampak pembangunan insfrastruktur jalan dan variabel ekonomi lain terhadap luas lahan sawah di koridor ekonomi Jawa’, Jurnal Agribisnis Indonesia, vol. 2, Juni, hlm. 21-32.
Geertz, C 1983, Involusi pertanian proses perubahan ekologi di Indonesia, Lembaga Penelitian Sosiologi Pedesaan IPB dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Hakim, M, Wiratno, O, Abdurachman, AA 2017, Statistik lahan pertanian tahun 2012-2016, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian, Jakarta.
Hakim M, Wiratno, O, Abdurachman, AA 2018, Statistik lahan pertanian tahun 2013-2017, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian, Jakarta.
Headye, D, Dereje, M, Taffesse, AS 2014, ‘Land constraints and agricultural intensification in Ethiopia: a village-level analysis of high-potential areas’, Food Policy 48, hlm. 129-141.
Latruffe, L, Piet L 2013, ‘Comparative analysis of factor markets for agriculture across the member states’, Working Paper, no. 40, April, hlm. 1-22.
Long, N 2001, Development sociology: actor perspectives, UK: Routledge, London.
Manjunatha, AV, Anik, AR, Speelman, S, Nuppenau, EA 2013, ‘Impact of land fragmentation, farm size, land ownership and crop diversity on profit and efficiency of irrigated farms in India’, Land Use Policy, 31, hlm. 397-405. http://dx.doi.org/10/1016/j.landusepol.2012.08.005.
Mellor, JW 2014, ‘High rural population density Africa-what are the Growth Requirements and who participates?’, Food Policy 48, hlm. 66-75.
Molle, F, Srijantr, T 2003, ‘Between concentration and fragmentation the resilience of the land system in the Chao Phraya Delta’, In Molle, F and Srijantr, eds. Thailand Rice Bowl: Perspectives on Social and Agricultural Change in the Chao Praya Delta, White Lotus, Bangkok.
Muyanga, M, Jayne, TS 2014, ‘Effects of rising rural population density on smallholder agriculture in Kenya’, Food Policy 48, hlm. 98-113.
Ploeg, J 2008, The new peasantries struggles for autonomy and sustainability in era of era of empire and globalization, Earthscan Publisher, UK.
Pujiriyani, DW, Soetarto, E, Santosa, DA, Agusta, I 2018, ‘Deagrarianisasi dan dislokasi nafkah di pedesaan Jawa’, Sodality, vol 6, no. 2, Agustus, hlm. 137-145.
Ricker-Gilbert, J, Jumbe, C, Chamberlin, J 2014, ‘How does population density influence agricultural intensification and productivity? Evidence from Malawi’, Food Policy 48, hlm. 114-128.
Rigg, J 2001, ‘Embracing the global in Thailand: activism and pragmatism in an era of deagrarianization’, World Development, vol 29, no. 6, hlm. 945-960.
Rohman, MN, Hayati, R 2015, ‘Analisis tekanan penduduk agraris Provinsi Jawa Tengah tahun 2020’, Geo Image (1), hlm. 1-8.
Rosyid, M 2008, Samin Kudus: bersahaja di tengah asketisme lokal, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Ruhimat, M 2015, ‘Tekanan penduduk terhadap lahan di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi’, Gea-Jurnal Pendidikan Geografi, vol. 15, no. 2, hlm. 59-65.
Suprihatini, T 2014, ‘Penerimaan masyarakat samin terhadap program pembangunan di Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah’. Jurnal Ilmu Sosial, vol. 13, no.2, hlm. 77-85.
Tauchid, M 2009, Masalah agraria sebagai masalah penghidupan dan kemakmuran rakyat Indonesia, STPN Press, Yogyakarta.
Tjondronegoro, S, Wiradi, G 2008, Dua abad penguasaan tanah: pola penguasaan tanah pertanian di Jawa dari masa ke masa, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
United Nations, 2015, World population projected to reach 9.7 Billion by 2050, www.un.org. Diakses 9 Maret 2019.
CROSSMARK
Published
2019-05-23
DIMENSIONS
How to Cite
Pujiriyani, D. W., Soetarto, E., Santosa, D. A., & Agusta, I. (2019). Tekanan Populasi, Kepadatan Agraris, dan Ketersediaan Lahan pada Komunitas Petani. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 5(1), 42–53. https://doi.org/10.31292/jb.v5i1.318

Most read articles by the same author(s)