Pola Penguasaan Tanah dan Distribusi Kesejahteraan Rumah Tangga di Pedesaan Jawa Timur

  • Versanudin Hekmatyar
  • Fentiny Nugroho
Keywords: Pattern of land tenure, Land tenure, Land diversification, Peasant

Abstract

Abstract: The objective of this study is to describe the pattern of land tenure and forms of livelihood diversification in rural area. By using qualitative approach, data was collected and presented descriptively. The results are as follows, first, land is an important production factors as capital and labor. Land in Kedungprimpen village is still closely linked to the livelihoods of its inhabitants. High level of dependence of the population on agricultural land is also closely related to the local community's view that underlies the social differentiation of the rich, ample and poor. Second, this fact further encourages households to deal with the crisis, undertake series of livelihood activities to meet their basic needs. The selection of diversified forms of livelihood is mainly based on rational reasons related to the types of resources that can be optimized. Generally, livelihood diversification in Kedungprimpen Village is on agricultural and non-agricultural sectors. Agricultural sector includes land cultivation, sharecrop, rent, mortgage, and labor system. Non-agricultural sector includes trade, handicrafts production, stockbreeding, and carpentry.

 

Intisari: Penelitian ini bertujuan menguraikan pola penguasaan tanah di pedesaan, dan mendeskripsikan bentuk-bentuk diversifikasi nafkah. Data dikumpulkan dengan pendekatan kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, tanah merupakan salah satu faktor produksi yang penting sebagaimana modal dan tenaga kerja. Tanah di Desa Kedungprimpen masih terkait erat dengan sumber nafkah penduduknya. Tingginya tingkat ketergantungan penduduk pada tanah pertanian juga terkait erat dengan pandangan masyarakat setempat yang melatarbelakangi diferensiasi sosial tentang orang kaya, cukup, dan miskin. Kedua, fakta ini, selanjutnya mendorong rumah tangga dalam menghadapi krisis untuk melakukan serangkaian aktivitas nafkah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Pemilihan bentuk diversifikasi nafkah terutama didasari alasan rasional terkait dengan jenis sumberdaya yang dapat dioptimalkan. Secara umum, diversifikasi nafkah di Desa Kedungprimpen dilakukan pada sektor pertanian dan sektor nonpertanian. Sektor pertanian mencakup pengusahaan lahan milik, bagi hasil, sewa, gadai, dan sistem perburuhan. Sedangkan sektor nonpertanian meliputi perdagangan, kerajinan, peternakan, dan pertukangan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adi, I. R 2013, Intervensi komunitas dan pengembangan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, 1 ed, Jakarta, Rajawali Press.
Bernstein, H 2015, Dinamika kelas dalam perubah-an agraria, Yogyakarta, INSIST Press.
Breman, J 1986, Penguasaan tanah dan tenaga kerja jawa di masa kolonial, Jakarta, LP3ES.
Creswell, J. W 2014, Penelitian kualitatif dan desain riset. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W 2016, Research Design pendekatan metode kualitatif, Kuantitatif, dan campur-an, 4th ed, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Dharmawan, A. H 2007, “Sistem penghidupan dan nafkah pedesaan: Pandangan sosiologi nafkah (livelihood sociology) mazhab barat dan mazhab Bogor.” Jurnal sodality, volume 01:02, pp. 169-192.
Geertz, C 2016, Involusi pertanian proses perubahan ekologi di Indonesia, Depok, Komunitas Bambu.
Husken, F 1998, Masyarakat desa dalam perubahan zaman : Sejarah diferensiasi sosial di Jawa 1830-1980, Jakarta, PT. Grasindo.
Scoones, I 1998, Sustainable rural livelihoods: a framework for analysis, IDS working paper.
Svalastoga, K 1989, Diferensiasi sosial, Jakarta, PT. Bina Aksara
CROSSMARK
Published
2018-08-19
DIMENSIONS
How to Cite
Hekmatyar, V., & Nugroho, F. (2018). Pola Penguasaan Tanah dan Distribusi Kesejahteraan Rumah Tangga di Pedesaan Jawa Timur. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 4(1), 39–52. https://doi.org/10.31292/jb.v4i1.222