Sejarah dan Revitalisasi Perjuangan Pertanian Nahdlatul Ulama Melawan Ketidakadilan Agraria

  • Ahmad Nashih Luthfi STPN
Keywords: Pertanian Nahdlatul Ulama, counter-landreform, Banyuwangi, revitalisasi

Abstract

Abstract: Historiographically, there is false understanding that the 1960’s landreform in Indonesia was only supported by communism party, and religion-based parties were on the opposite sides, ideologically and sociologically. This article contradicts the simplification of the understanding of the history by pointed out that Nahdlatul Ulama supported the policy of land reform. The support was within the framework of the creation of justice, as well as the understanding that private land ownership is respected in Islam, as part of the goal in enforcing syari’at: to keep the possessions of the umat (hifdhul maal). Not only on the implementation, Pertanu also defend and fight for the peasants when they were expelled, and their lands were taken over (counter-landreform) post 1965. Based on the archived of ANRI and local military documents, this article record the institutional history of Pertanu and its struggle to defent the peasants after 1965, and the dynamic of the implementation of land reform and its backflow in Banyuwangi, East Java. The description of historical experiences of this peasant organization is equipped by contextual reflection and its revitalization on current era when facing contemporary agrarian issues. 


Intisari: Secara historiografis berkembang pemahaman yang keliru bahwa landreform era 1960-an di Indonesia hanya didukung oleh partai berpaham komunisme. Sedangkan partai berbasiskan agama, berada pada pihak yang berseberangan, baik secara ideologis maupun sosiologis. Artikel ini membantah simplifikasi pemahaman sejarah tersebut dengan menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama mendukung kebijakan landreform. Dukungan itu dalam kerangka penciptaan keadilan sekaligus pemahaman bahwa kepemilikan tanah pribadi dihormati di dalam Islam, sebab merupakan bagian dari tujuan penegakan syari’at: menjaga harta benda umat (hifdhul maal). Tidak hanya pada tahap pelaksanaan, Pertanu bahkan juga membela dan memperjuangkan kaum tani tatkala mereka diusir dan diambil-alih tanahnya kembali (counter-landreform) pasca 1965. Berdasarkan arsip dari ANRI dan dokumen militer daerah, artikel ini merekam sejarah kelembagaan Pertanu dan perjuangannya dalam membela kaum tani pasca 1965, serta dinamika pelaksanaan landreform dan arus baliknya yang terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur. Uraian pengalaman sejarah perjalanan organisasi tani ini dilengkapi dengan refleksi kontekstualitasi dan revitalisasinya pada era saat ini tetkala berhadapan dengan masalah-masalah agraria kontemporer.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aprianto, Tri Chandra, komunikasi pribadi, 15 November 2017.
Chasbullah, Abdul Wahab 1916, “Dokumen Syirkatul Inan Murabathah Nahdhatut Tujjar”(diterjemahkan oleh Ahmad MusthofaHaroen 2014)
Arsip Nasional Republik Indonesia, Koleksi tentang Nahdlatul Ulama No. 1528-1548
Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) PBNU 2011, Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2010). Surabaya: Khalista
Luthfi, Ahmad Nashih 2016, “Menjarah Tanah Petani: Kekerasan dan Counter-landreform Pasca 1965 di Banyuwangi, Jawa Timur”, paper on International Conference “Reconciling Indonesian history with 1965: facts, rumors and stigma”, 11 November 2016, Goethe University - Frankfurt Westend Campus
Mubarok, Achmad Fikri Syahrul 2016, Gerakan Sosial Lingkungan Pemuda NU: Studi Pada Front Nahdliyin Untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Skripsi Jurusan Sosiologi FISPOL Universitas Gadjah Mada.
Munasir, Mohamad 1965, “Sambutan dari Wakil Organisasi massa Tani, Pertanu pada Rapat Raksasa Peringatan dan Perajaan Hari Tani tgl. 28 Sept. 1964”, Madjalah Landreform No. 1-3, Januari-Maret 1965
Mustafa, Hanif Risa 2015. Konflik Elit dan Kekerasan Arus Bawah: Pergolakan Politik 1965 di Banyuwangi, Tesis S-2, Program Studi Ilmu Sejarah. Universitas Gadjah Mada
Sahal, Hamzah 2012. “KH Hasyim Asyari: Pak Tani itulah Penolong Negeri”, http://www.nu.or.id/post/read/36124/kh-hasyim-asyari-pak-tani-itulah-penolong-negeri (diunduh 14 Novem-ber 2017).
Sahal, Husni dan Fathon 2017, “Pra-Munas di Lampung, PBNU Angkat Penguatan Organisasi dan Reforma Agraria”, https://www.nu.or.id/post/read/82915/pra-munas-di-lampung-pbnu-angkat-penguatan-organisasi-dan-reforma-agraria (diunduh 14 November 2017)
Salim, M. Nazir, dkk 2014. Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria, 1948-1965, Yogyakarta: STPN Press
Sardjono 1969, Efek-efek Landreform terhadap Sosial Ekonomi Para Petani Bekas Pemilik Tanah dan Penerima Tanah Redistribusi di Daerah Banjuwangi, Skripsi Akademi Agraria Jogjakarta
Shohibuddin, Mohammad 2011, “Di Bawah Naungan Pohon Jati: Fragmen Kehidupan di Pesantren”, http://indoprogress.com/2011/12/di-bawah-naungan-pohon-jati-fragmen-kehidupan-di-pesantren/, diakses 23 Oktober 2016
Soekedy ed. 2004, Imam Churmen Penyambung Lidah Petani, Yayasan Pancur Siwah.
Sunarto 2017, “Rois Aam PBNU: Banyak Tanah yang Hanya Dikuasai Segelintir Orang”, http://nulampung.or.id/blog/rois-aam-pbnu-banyak-tanah-yang-hanya-dikuasai-segelintir-orang.html (diunduh 14 November 2017).
Winarno, Legowo 1969, Efek-efek Landreform terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Para Bekas Pemilik Tanah dan Para Penerima Tanah Redistribusi di Daerah Banjuwangi, Djawa Timur, Skripsi Akademi Agraria Jogjakarta
Wiradi, Gunawan 2009, Metodologi Studi Agraria: Karya Terpilih Gunawan Wiradi (Penyunting: Mohammad Shohibuddin), Bogor: Sajogyo Institute, PKA IPB
CROSSMARK
Published
2018-08-19
DIMENSIONS
How to Cite
Luthfi, A. N. (2018). Sejarah dan Revitalisasi Perjuangan Pertanian Nahdlatul Ulama Melawan Ketidakadilan Agraria. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 3(2), 145–159. https://doi.org/10.31292/jb.v3i2.121